Kaidah Kebahasaan Drama
Kalimat langsung
dalam drama lazimnya
diapit oleh dua tanda petik (” ”). Teks drama
menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena
melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah
mereka.
Lain halnya dengan
bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua.
Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks
drama tersebut bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah aku, saya, kami, kita,
kamu. Adapun kata sapaan,
misalnya, anak-anak, ibu.
Sebagaimana halnya percakapan
sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya
kata-kata tidak baku dan kosakata
percakapan, seperti kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru,
suruhan, pertanyaan. Perhatikan contoh berikut!
1. Selamat pagi, Anak-anak!
2. Selamat pagi, Buuuuuu!
3. Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda!
4. Arga, kenapa sih kamu
selalu usil?
5. Kenapa kamu selalu mengejek
aku?
6. Memangnya kamu suka kalau diejek?
7. Aduh…maaf deh! Kamu marah
ya, In?
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan
sebagai berikut.
- Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
- Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
- Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, seperti : merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
- Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat.
Kalimat Tanya
|
|||
Kalimat tanya (introgatif) adalah
kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat tanya digunakan ketika ingin mengetahui barang, orang,
waktu, tempat, cara, dan yang lainnya.
|
|||
Perhatikan contoh penggunaannya dalam penggalan wacana
di bawah ini.
|
|||
1.
|
Di antara kerumunan muncullah seorang lelaki
muda mendekati ibu
tadi lalu berjongkok.
|
||
2.
|
”Ibu mau pergi ke mana?”
|
||
3.
|
”Aku mau pulang,” katanya dengan nada lemah.
|
||
4.
|
”Pulang ke mana?”
|
||
5.
|
”Sebenarnya aku sudah mengunjungi rumah kakakku, tetapi
tidak ada di rumah.”
|
||
6.
|
”Memangnya rumah ibu di mana?”
|
||
7.
|
”Rumahku jauh di Garut. Eh, ehm… anu.”
|
||
8.
|
”Ada apa Bu?”
|
||
9.
|
”Be… be… begini, Jang.”
|
||
10.
|
”Aku butuh uang
untuk ongkos pulang.”
|
||
11.
|
”Uangku habis bahkan
untuk membeli minum pun tidak ada.”
|
||
(Sumber: Cerpen “Ibuku Sayang, Ibuku Malang” oleh Lina
Budiarti).
|
|||
Kalimat tanya
dinyatakan dengan kalimat nomor 2), 4), 6), dan 8). Selain ditandai oleh
tanda tanya (?), kalimat itu disertai dengan kata tanya mana dan apa.
Meskipun demikian, kalimat tanya ada pula yang tidak disertai dengan kata
tanya. Perhatikan contoh sebagai berikut.
|
|||
1.
|
Kak Alam sudah kuliah?
|
||
2.
|
Ini rumah Pak Kosasih?
|
||
3.
|
Tadi malam hujan, ya?
|
||
Kalimat tanya
pun banyak sekali
ragamnya. Ada yang disebut
dengan kalimat tanya
retoris, kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ”ya” atau ”tidak”, kalimat tanya yang memiliki
tujuan selain bertanya. Berikut contoh-contohnya:
|
|||
a.
|
Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak. Kalimat
ini biasa digunakan untuk tujuan klarifikasi atau meminta kepsatian.
|
||
Contoh:
|
|||
1.
|
Jadi, betul para petani di sini mengalami gagal panen?
|
||
2.
|
Katanya Anda mau
menanam sayur-sayuran di lahan ini?
|
||
b.
|
Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban.
(pertanyaan retoris)
|
||
Contoh:
|
|||
1.
|
Petani mana yang tidak ingin untung dari usahanya?
|
||
2.
|
Siapa sih yang berharap usahanya merugi terus?
|
||
c.
|
Kalimat tanya yang
memiliki tujuan selain
bertanya.
Dari segi tujuannya
kalimat ini serupa dengan kalimat perintah. Kalimat itu sesungguhnya berisikan suruhan, permintaan, ajaan,
rayuan, sindiran, sanggahan.
|
||
Contoh:
|
|||
1.
|
Mau tidak kamu mengambil benih
itu di rumah Pak Lurah? (permintaan, suruhan).
|
||
2.
|
Kamu mau kan bekerja di
kebun saya? (ajakan)
|
||
3.
|
Masa seorang petani sekadar untuk menanam padi
pun tidak bisa?
(sindiran)
Setelah kalian mempelajari kaidah kebahasaan teks drama, selanjutnya coba kalian kerjakan tugas di link berikut: https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfKdy5sBBBowMDvsLvMVNDNOaEM_Ecsh2TJHK4Y8sCP75eppA/viewform |
||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar