Senin, 30 Maret 2020

MATERI_3 DAN TUGAS | BAB 3 DRAMA KEHIDUPAN


Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Drama
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: menelaah karakteristik struktur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas.
1. Struktur Teks Drama
Struktur drama yang berbentuk alur pada umumnya tersusun sebagai berikut:
a.
Prolog merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara. bagian ini biasanya disampaikan oleh tukang cerita (dalang) untuk menjelaskan gambaran para pemain, gambaran latar, dan sebagainya.
b.
Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya.

Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai dengan orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi.

1.
Orientasi adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang, sudah, atau sedang terjadi.

2.
Komplikasi berisi tentang konflik-konflik dan pengembangannya: gangguan-gangguan, halangan-halangan dalam mencapai tujuan, kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. pada bagian ini pula dapat diketahui watak tokoh utama (yang menyangkut protagonis dan antagonisnya).

3.
Resolusi adalah bagian klimaks (turning point) dari drama, berupa babak akhir cerita yang menggambarkan penyelesaian atas konflik-konflik yang dialami para tokohnya. Resolusi haruslah berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya.
c.
Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita

Setelah mempelajari struktur teks drama, selanjutnya kalian kerjakan tugas di link berikut:


Jumat, 20 Maret 2020

MATERI_2 DAN TUGAS | BAB 3 DRAMA KEHIDUPAN


2. Unsur-unsur Drama
         Perhatikan kembali teks drama di materi_1 kemarin. Tampak bahwa teks tersebut memiliki banyak kesamaan dengan jenis-jenis teks lainnya yang berbentuk cerita. Selain tema dan amanat, drama dibentuk oleh unsur-unsur seperti : alur, penokohan, latar, dan unsur-unsur lainnya.
a. Alur
         Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian 1) pengenalan cerita; 2) konflik awal; 3) perkembangan konflik; dan 4) penyelesaian.
b. Penokohan
         Penokohan merupakan cara pengarang di dalam menggambarkan karakter tokoh. Dalam pementasan drama, drama mempunyai posisi yang penting. Tokohlah yang mengaktualisasikan naskah drama di atas pentas. Tokoh yang didukung oleh latar peristiwa dan aspek-aspek lainnya akan menampilkan cerita dan pesan-pesan yang ingin disampaikan.
        Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pembantu.
1) Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama.
2) Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama. Tokoh utama setidaknya ditandai oleh empat hal, yaitu (1) paling sering muncul dalam setiap adegan; (2) menjadi sentral atau pusat perhatian tokohtokoh yang lain; (3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat dihubungkan dengan peran tokoh utama; dan (4) dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan dengan peran tokoh utama.
        Dari segi perwatakannya, tokoh dan perannya dalam pementasan drama terdiri empat macam, yaitu tokoh berkembang, tokoh pembantu, tokoh statis, dan tokoh serba bisa.
1) Tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan nasib atau watak selama pertunjukan. Misalnya, tokoh yang awalnya seorang yang baik, pada akhirnya menjadi seorang yang jahat.
2) Tokoh pembantu adalah tokoh yang diperbantukan untuk menyertai, melayani, atau mendukung kehadiran tokoh utama. Tokoh pembantu memerankan suatu bagian penting dalam drama, tetapi fungsinya tetap sebagai tokoh pembantu.
3) Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter dari awal hingga akhir dalam dalam suatu drama. Misalnya, seorang tokoh yang berkarakter jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di akhir drama.
4) Tokoh serba bisa adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain. Misalnya, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, tetapi ia juga berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.
c. Dialog
         Dalam sebuah dialog itu sendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan. Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung.
1) Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis.
2) Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.
3) Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).
d. Latar
         Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dalam drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan. Bagian itu disebut dengan kramagung. Latar juga dapat dinyatakan melalui percakapan para tokohnya.
Dalam pementasannya, latar dapat dinyatakan dalam tata panggung ataupun tata cahaya.
e. Bahasa
         Bahasa merupakan media komunikasi antar tokoh. Bahasa juga bisa menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.
        Apabila disajikan dalam bentuk pementasan, drama memiliki unsur lainnya, yakni sarana pementasan, seperti panggung, kostum, pencahayaan, dan tata suara.

Setelah kalian mempelajari unsur-unsur drama, selanjutnya coba kalian kerjakan tugas di link berikut:



Rabu, 18 Maret 2020

MATERI_1 DAN TUGAS | BAB 3 DRAMA KEHIDUPAN

A. Mendalami Unsur-unsur Drama

       Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu mengenal dan mendalami unsur-unsur drama (tradisional dan modern) yang disajikan dalam bentuk pentas atau naskah.

1. Karakteristik Drama
  Perhatikanlah teks berikut!

Ketika Pangeran Mencari Istri

       Suatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintah seorang raja yang bijaksana. Namanya Raja Henry. Raja Henry memiliki seorang anak bernama Pangeran Arthur. Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda pengembara. Ia datang ke kerajaan dan menemui Pangeran yang sedang melamun di taman istana.
Pengembara
:
”Selamat pagi, Pangeran Arthur!”
Pangeran Arthur
:
”Selamat pagi. Siapakah kau?”
Pengembara
:
”Aku pengembara biasa. Namaku Theo. Kudengar, Pangeran sedang bingung memilih calon istri?”
Pangeran Arthur
:
”Ya, aku bingung sekali. Semua wanita yang dikenalkan padaku, tidak ada yang menarik hati. Ada yang cantik, tapi berkulit hitam. Ada yang putih, tetapi bertubuh pendek. Ada yang bertubuh semampai, berwajah cantik, tetapi tidak bisa membaca. Aduuh!”
Pengembara
:
”Hmm, bagaimana kalau kuajak Pangeran berjalan-jalan sebentar. Siapa tahu di perjalanan nanti Pangeran bisa menemukan jalan keluar.”
Pangeran Arthur
:
”Ooh, baiklah.”
       Mereka berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana. Theo mengajak Pangeran ke daerah pantai. Di sana mereka berbincang-bincang dengan seorang nelayan. Tak lama kemudian nelayan itu mengajak pangeran dan Theo ke rumahnya.

Nelayan
:
”Istriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeran menyukainya.”
Istri nelayan
:
(Datang dari dapur untuk menghidangkan ikan bakar). ”Silakan Tuan-tuan nikmati makanan ini.”(Kembali lagi ke dapur)
Pengembara
:
”Wahai, Nelayan! Mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?”
Nelayan
:
(Tersenyum). ”Aku mencintainya. Lagi pula, walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia pun pandai memasak.”
Pangeran Arthur
:
(Mengangguk-angguk)

       Selesai makan, Pangeran Arthur dan pengembara itu berterima kasih dan melanjutkan perjalanan. Kini Theo dan Pangeran Arthur sampai di rumah seorang petani. Di sana mereka menumpang istirahat. Mereka beberapa saat bercakap dengan Pak Tani. Lalu, keluarlah istri Pak Tani menyuguhkan minuman dan kue-kue kecil. Bu Tani bertubuh sangat gemuk. Pipinya tembam dan dagunya berlipat-lipat. Kemudian, Bu Tani pergi ke sawah.

Pengembara
:
”Pak Tani yang baik hati. Mengapa kau memilih istri yang gemuk?”
Pak Tani
:
(Tersenyum). ”Ia adalah wanita yang rajin. Lihatlah, rumahku bersih sekali, bukan? Setiap hari ia membersihkannya dengan teliti. Lagipula, aku sangat mencintainya.”
Pangeran Arthur
:
(Mengangguk-angguk).

       Pangeran dan Theo lalu pamit, dan berjalan pulang ke Istana. Setibanya di Istana, mereka bertemu seorang pelayan dan istrinya. Pelayan itu amat pendiam, sedangkan istrinya cerewet sekali.

Pengembara
:
”Pelayan, mengapa kau mau beristrikan wanita sebawel dia?”
Pelayan
:
”Walaupun bawel, dia sangat memperhatikanku. Dan aku sangat mencintainya.”
Pangeran Arthur
:
(Mengangguk-angguk). ”Kini aku mengerti. Tak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan calon istriku. Yang penting, aku mencintainya dan hatinya baik.”
Pengembara
:
(Bernapas lega, lalu lalu membuka rambutnya yang ternyata palsu. Rambut aslinya ternyata panjang dan keemasan. Ia juga membuka kumis dan jenggot palsunya. Kini di hadapan Pangeran ada seorang puteri yang cantik jelita.) ”Pangeran, sebenarnya aku Puteri Rosa dari negeri tetangga. Ibunda Pangeran mengundangku ke sini. Dan menyuruhku melakukan semua hal tadi. Mungkin ibundamu ingin menyadarkanmu.”
Pangeran Arthur
:
(Sangat terkejut). ”Akhirnya aku dapat menemukan wanita yang cocok untuk menjadi istriku.”

       Pangeran Arthur dan Puteri Rosa akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya.

(Disadur dari cerita Sa’adutul Hurriyah dalam Bobo, No. 8/XXVIII)


   Teks tersebut merupakan contoh drama, yakni suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Drama juga diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.

Ciri utama drama sebagai berikut:
(1) Berupa cerita.
(2) Berbentuk dialog.
(3) Bertujuan untuk dipentaskan.

       Istilah drama sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Hal itu terbukti dengan istilah-istilah yang sudah biasa kita gunakan, yang pengertiannya hampir sama dengan pengertian drama.
Berikut istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat:

a. Sandiwara
Istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi yang berarti ’rahasia’, dan warah yang berarti ’pengajaran’. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.

b. Lakon
Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.

c. Tonil
Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya ’pertunjukan’. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.

d. Sendratari
Sendratari kepanjangan dari seni drama dan tari. Sendratari berarti pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.

e. Tablo
Tablo merupakan drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.


Setelah kalian mempelajari materi_1 tersebut, sekarang kalian kerjakan tugas di link berikut:


https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfbGQbSb-iC9nx25Lbe1QcpdNcVSwG4ulNXbNboi_kJSH0-jg/viewform

MATERI_4 | BAB 4 KEMBANGKAN KEGEMARAN MEMBACA

Menyajikan Peta Konsep dari Isi Buku Fiksi/Nonfiksi Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: membuat peta pikiran dari is...