Menyajikan Peta Konsep dari Isi Buku
Fiksi/Nonfiksi
Setelah mempelajari
materi ini, kamu diharapkan mampu: membuat peta pikiran dari isi buku nonfiksi/
buku fiksi yang kamu baca.
Peta Konsep Isi Buku
Catatan tentang isi buku atau bacaan banyak
sekali manfaatnya. Apalagi kalau kamu bermaksud membahas kembali isi bacaan
itu. Kamu perlu melakukan persiapan, di antaranya berupa catatan tentang
pokok-pokok isi buku yang akan didiskusikan. Catatan yang kamu buat akan lebih
mudah dibahas kembali apabila disajikan dalam bentuk peta konsep.
Isi buku pada umumnya
terdiri atas beberapa bab dan di dalam setiap bab terbagi pula ke dalam
beberapa sub bab. Pada setiap sub-babnya juga kembali dirinci ke dalam beberapa
bagian lagi. Pembahasan isi buku seperti itu akan lebih mudah apabila disajikan
ke dalam suatu pemetaan yang sering disebut dengan peta konsep.
Berikut
contoh-contoh penyajiannya.
Dengan
pemetaan seperti itu, isi keseluruhan buku itu bisa tergambarkan dengan jelas;
begitu pun dengan susunan dan perinciannya.
Peta konsep terhadap isi suatu buku dapat pula disajikan sebagai berikut.
Isi setiap bab dalam sebuah buku dapat
lebih diperjelas dengan peta konsep seperti di atas. Satu bab disajikan dalam
satu bagan sehingga sistematikanya bisa lebih terperinci. Hubungan antar bagiannya
pun akan lebih mudah dipahami.
Akan tetapi, untuk buku-buku
cerita semacam novel ataupun buku kumpulan cerpen/dongeng, akan lebih mudah
dipahami apabila disajikan dalam bentuk bagan alur. Dengan begitu rangkaian
cerita yang ada pada buku itu akan lebih jelas dan mudah terpahami.
Pada setiap bagiannya itu, kemudian diisi
dengan catatan-catatan ringkas. Misalnya, pada bagian pengenalan: 1) apa yang
disampaikan pengarangnya, 2) gambaran tentang tokoh siapa, dan 3) di mana
cerita itu bermula.
Pada
bagian pengenalan peristiwa, perlu dicatat tentang latar belakang masalah yang
dihadapi tokoh utamanya. Pada bagian konflik, diceritakan masalah yang dialami
tokoh utama, penyebab, dan reaksi yang dilakukan tokoh tersebut.